oleh

Prosesi Adat Mogama, Dua Pasangan Pengantin di Biga Dijemput Tarian Tuitan dan Itum-Itum

SULAWESI.NEWS, KOTAMOBAGU – Prosesi adat Mogama’ merupakan rangkaian adat pernikahan suku Mongondow, diartikan menjemput pengantin wanita oleh pengantin pria. 

Prosesi adat tersebut berlangsung sakral pada pernikahan dua pasangan yakni Ashar Pramana Hatam, ST dan drg. Rizka Herlina Damopolii-Mokorimban bersama Difsan Pranata Hatam, ST dan Fauzia Tuwongkesong, SKM, Selasa (30/03/2021).

Dalam pantauan awak media Sulawesi.news suasana yang penuh haru, Rizka (pengantin wanita) dan Fauzia (pengantin wanita), keduanya bersama pasangan masing-masing langsung dijemput adat Mongondow yakni tarian Tuitan, Silat dan Itum-Itum oleh keluarga mempelai pria.

Selanjutnya, dua pasangan yang diapit keluarga mempelai pria tersebut dipandu melewati 13 poin adat Mogama. Dan setiap langkah melewati bagian-bagian adat, pengantin wanita diberikan amplop berisi uang.

“Ijab Qabul sebelumnya sudah dilaksanakan, untuk prosesi adat Mogama baru dilaksanakan hari ini. Yang paling menarik dalam acara pernikahan adalah proses adat Mogama, ciri khas Mongondow sangat terlihat dan suasana pun jadi haru,” kata Sahrun Manangin, keluarga mempelai pria.

Untuk diketahui, tarian Tuitan ini sudah ada sejak zaman Raja Tadohe yang tetap dijaga oleh masyarakat Mongondow hingga sekarang. Tarian tersebut dilakukan oleh 9 orang yang menggunakan alat perang seperti Tombak dan Kaleau atau perisai.

Arti dari kata Gama’ adalah menjeput pengantin wanita oleh keluarga pengantin pria yang terdiri dari 13 tahapan.

Berikut 13 Tahapan Prosesi Adat Mogama :

 

1)      Tompangkoi in Gama’ artinya persiapan,

2)      Lampangan kon tutugan in lanag artinya melangkah ke tirisan atap,

3)      Lolanan kon tubig artinya menyeberang sungai,

(ketiga tahap pertama ini dilakukan di rumah pengantin wanita).

4)      Poponikan kon tukad artinya menaiki tangga rumah,

5)      Lampangan kon tonom artinya melangkah ke pintu rumah,

6)      Puat in kaludu’ artinya membuka kerudung,

7)      Pilat ini siripu artinya melepaskan sepatu,

8)      Pilat in paung artinya menutup payung,

9)      Pinogapangan artinya pendampingan,

10)  Pinomama’an artinya makan sirih pinang,

11)  Pinonduya’an artinya meludah (setelah makan sirih),

12)  Pinogiobawan/pinolimumugan artinya makan dan berkumur,

13)  Pinobuian artinya pulang/kembali kerumah pengantin wanita.

 

Febri Limbanon

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *