SULAWESI.NEWS, KOTAMOBAGU – Curah hujan tinggi dan angin kencang berpotensi terjadi bencana yang mengakibatkan banjir, longsor serta pohon tumbang. Seperti kondisi cuaca di Kotamobagu saat ini. Hal ini diutarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG sebagai peringatan dini bagi warga untuk selalu waspada.
Menurut Kepala BPBD Kota Kotamobagu, Alfian Hasan, kondisi cuaca buruk saat ini tidak hanya melanda daerah ini, bahkan se-Sulawesi Utara. Sehingga untuk menghindari dampak bencana yang disebabkan oleh faktor tersebut, warga harus cerdas menganalisa situasi darurat.
“Darurat maksudnya objek-objek yang dapat membahayakan seperti pohon peneduh jalan. Sebab, bisa saja pohon itu tak hanya di tepi jalan raya namun tumbuh subur di samping rumah warga. Nah, kalau ditiup angin kencang ada potensi tumbang, otomatis ini akan membahayakan orang,” kata Alfian dihubungi media ini melalui WhatsApp pribadinya. Kamis, 3 Maret 2022.
Tak hanya itu, kata Alfian melanjutkan, banjir dan longsor juga dapat mengakibatkan korban jiwa dan kerugian materil. Ini semua persoalan yang harus ditangani oleh Pemerintah Daerah jika terjadi ada titik lokasi yang terdampak.
“Karena itu saya mengingatkan kepada masyarakat agar tetap waspada dengan cuaca ekstrim,” ucap Alfian.
Sementara itu Kepala DLH Kota Kotamobagu, Bambang Irawan Ginoga, menjelaskan bahwa banjir tidak hanya terjadi karena luapan air sungai namun sampah atau kotoran dari drainase juga mengakibatkan banjir.
“Setiap hujan lebat pastinya air sungai maupun drainase meningkat deras. Kalau aliran air tersendat mentok maka luapan akan terjadi kemudian masuk ke pemukiman warga sehingga tergenang. Ini juga menjadi imbauan saya kepada warga untuk tidak membuang sampah di drainase,” kata Ginoga menambahkan.
Hal itu, juga diinformasikan oleh BMKG terkait prakiraan cuaca yang terpampang di layar sudut kanan atas Handpone Android kita. Dimana wilayah Kotamobagu berpotensi mengalami musim hujan singkat dan badai petir sepanjang bulan Maret ini.
Penulis : Febri Limbanon