KOTAMOBAGU – Di era 80-an dan 90-an, sepeda motor di jalan raya banyak di dominasi mesin dua langkah atau 2 tak. Namun kini sepeda motor dengan jenis ini sudah jarang ditemukan bahkan sudah tidak diproduksi lagi.
Seperti diketahui, merek Kawasaki adalah produsen motor di Indonesia yang paling terakhir mematikan lini produksi 2 tak mereka. Produksi Kawasaki telah dihentikan pada Agustus 2015 silam. Sedangkan produsen lain di Indonesia seperti Yamaha RX King, V1Z R, Suzuki Satria dan Honda 2 Stroke, sudah menghentikan produksi 2 Tak lebih dahulu.
Adapun pernyataan salah satu mekanik di bengkel Makasar Jaya Motor (MJM) Kotamobagu mengatakan, jika ditanyakan kepada produsen, apa penyebab berhenti memproduksi mesin 2 tak. Pasti para produsen motor ini menjawab karena soal emisi.
“Standar emisi gas buang secara bertahap selalu ditingkatkan. Nah kalau di Indonesia telah menerapkan standar emisi Euro 2 pada tahun 2005 yang menyebabkan mesin 2 tak saat itu tidak bisa memenuhi standar, atau bisa dibilang penerapan bebas polusi udara dari asap pembakaran knalpot 2 tak tidak memenuhi standard (SNI), dibandingkan dengan mesin 4 Tak yang ramah lingkungan,” jelas mekanik MJM ini.
Namun bagi komunitas Budel Racing 2 Tak, yang diketuai Romi Mokodompit mengatakan, mereka menolak punah. “Kami akan tetap menghidupkan kembali populasi 2 Tak di Kotamobagu,” akunya.
Senada dikatakan anggota komunitas Budel Racing Kotamobagu, Firhan Daeng Ali, bahwa untuk kendaraan yang mengunakan sistem pembakaran 2 tak sempat menjadi kendaraan kebanggaan masyarakat di masa-nya yakni tahun 80-an hingga 90-an.
“Kendaran lengendaris ini di Kotamobagu atau khususnya BMR, kini telah di buru oleh para pecinta dua tak juga kolektor. Karena sudah tidak diproduksi, tidak tangung-tangung, harga jual 2 tak ini pun terbilang selangit. Dari jutaan rupiah sampai puluhan juta. Sedangkan Sparepart Motor (onderdil) terbilang langkah dan varian harganya juga susah di cari. Untuk mendapatkan onderdil 2 tak kami pesan dahulu di pulau Jawa,” ucapnya saat Kopdar (Kopi Darat) di Bundaran Paris, Minggu (5/7/2020).
Salah satu penggagas komunitas ini Andi Maulana mengatakan, mereka menggalang anggota yang dinamai Budel pecinta 2 tak. “Awalnya pengendara 2 tak belum terlalu ramai di Kotamobagu pada Oktober 2019, saya bersama lima anggota lainnya kumpul-kumpul melalui individu yang dinamai Bundel Racing (Perkumpulan Pecinta 2 Tak BMR). Waktu itu belum banyak pecinta 2 Tak dan hampir punah. Namun sekarang kita hidupkan lagi,” jelas Andi.
Target mereka mengumpulkan populasi motor ini mulai dari Yamaha, Kawasaki, Honda dan Suzuki untuk bersama dalam satu wadah.
“Jumlah pengikut Bundel saat ini kurang lebih 35 orang dan terus bertambah setiap minggunya. Kegiatannya baru kita realisasikan kopdar, juga saling barter pikiran. Mudah-mudahan lebih banyak lagi yang ikut, sekalian kita silaturahmi antar sesama,” ucapnya.
Rencananya, mereka bakal adakan kopdar gabungan se-BMR dan mengundang semua pengguna 2 tak untuk datang ke kawasan Bundaran Paris Kotamobagu.
“Selain Kopdar masal dan Deklarasi yang menunggu jadwalnya, kami akan buat agenda sosialisasi dan bakti sosial,” terangnya. (san)