Refleksi Kepemimpinan 3 Tahun Walikota Tatong Bara dan Wawali Nayodo Koerniawan

SULAWESI.NEWS, KOTAMOBAGU – Sejak dilantik oleh Gubernur Sulut Olly Dondo Kambey pada 25 September Tahun 2018, Kota Kotamobagu resmi dipimpin oleh Ir. Hj. Tatong Bara dan Nayodo Koerniawan, SH yang dikenal ( TB-NK ) sebagai Walikota dan Wakil Walikota (Wawali) Kotamobagu. Kini kepemimpinannya pada Sabtu (25/9/2021) hari ini, genap 3 tahun menjalankan roda kepemerintahan di Kota Kotamobagu.

Berikut ini capaian TB-NK yang sudah jauh berjalan selama 3 tahun kepemimpinannya :

Adapun capaian indikator makro Kota Kotamobagu tahun 2019-2020, dimulai pada ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH). Penduduk Kota Kotamobagu pada tahun 2019, sebesar 70,33 tahun dan meningkat pada tahun 2020 menjadi 70,47 tahun.

Untuk Ketenagakerjaan tahun 2020, dari total penduduk Kota Kotamobagu yang berada dalam kelompok usia kerja 15 tahun keatas, sebanyak 66,48 persennya merupakan angkatan kerja. Dari jumlah Angkatan kerja tersebut 92,56 persen berstatus bekerja, sedangkan sekitar 7,44 persennya menganggur. Ini menunjukkan kenaikan pengangguran dari tahun sebelumnya yakni 5,62 Persen pada tahun 2019.

Sedangkan tingakat kemiskinan,
Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi- padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buahbuahan, minyak dan lemak, dll). Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan.

Garis kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk mengelompokkan penduduk menjadi miskin atau tidak miskin. Angka kemiskinan Kotamobagu pada posisi Tahun 2015 tercatat 6,950 jiwa (5.85 persen), tahun 2016 naik menjadi 7,240 jiwa (6.01 persen), tahun 2017 mencapai 7,280 jiwa (5.90 persen), tahun 2018 mencapai 7,490 jiwa (5.96 persen), tahun 2019 mencapai 7.310 jiwa. Lalu tercatat bahwa sampai dengan Tahun 2020, secara makro penduduk miskin Kota Kotamobagu menurun menjadi 7,060 jiwa atau turun sebesar 5.42 persen dari total penduduk Kota Kotamobagu.
Secara garis besar jumlah penduduk miskin di Kota Kotamobagu.

Selanjutnya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) menggambarkan komposit indikator Angka Harapan Hidup, Rata-Rata Lama Sekolah, Harapan Lama Sekolah dan Pengeluaran Riil Yang Disesuaikan. Perkembangan IPM Kota Kotamobagu terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data terakhir tahun 2015 IPM Kota Kotamobagu sebesar 70,7, meningkat dari keadaan 71,68 tahun 2016 dan 72,97 pada tahun 2020. Kondisi ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kualitas hidup penduduk Kota Kotamobagu dalam bidang pendidikan, kesehatan dan pengeluaran belanja untuk memenuhi kebutuhan hidup layak.

Kemudian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Berdasarkan indikator pertumbuhan PDRB, Pertumbuhan ekonomi di Kota Kotamobagu dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dihitung dengan dua pendekatan harga yaitu harga berlaku dan harga konstan yang semakin meningkat. Dinamika perekonomian Kota Kotamobagu secara agregat yang tercermin dalam pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan distribusinya dapat diungkap dari sisi penawaran (lapangan usaha) dan permintaan (penggunaan). Berdasarkan perhitungan metode baru, sisi penawaran mencakup 17 lapangan usaha.
Perekonomian Kota Kotamobagu Tahun 2020 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan mencapai Rp 2.397.215,30 triliun. Dengan laju pertumbuhan ekonomi Kota Kotamobagu Tahun 2020 sebesar 0,20%, berarti melambat dibanding Tahun 2019 yaitu 6,13 % diakibatkan adanya Pandemi Covid-19.
Perekonomian Kota Kotamobagu Tahun 2020 melambat sebesar 0,20 persen. Pertumbuhan melambat oleh hamper semua lapangan usaha yang paling tinggi perlambatannya adalah Transportasi dan Pergudangan sebesar -9,39% dan Jasa Lainnya yakni -9,71%. Pertubuhan yang mengalami kenaikan yaitu di sector Jasa Komunikasi dan Informasi mencapai 8,83% dan Jasa Keuangan dan Asuransi mencapai 7,05%.

Adapun untuk pembangunan ekonomi, pada pertumbuhan ekonomi Kota Kotamobagu selama periode 2013-2020 selalu lebih tinggi dari LPE Nasional maupun LPE Provinsi. Pola pertumbuhan ekonomi nasional, Provinsi dan Kota Kotamobagu hampir mirip sebagaimana ditunjukkan pada gambar disamping. LPE Kota Kotamobagu pada Tahun 2013 sampai 2019 mengalami fluktuasi. Posisi Tahun 2020 dimana terjadi pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia mengakibatkan perlambatan yang signifikan terlihat pada pertumbuhan ekonomi Kota Kotamobagu Tahun 2020 sebesar 0,20 persen masih lebih tinggi daeri LPE Provinsi dan LPE Nasional yaitu masing-masing sebesar -0,99 persen dan -2,07
persen

Ditinjau dari karakteristik PDRB, terdapat 4 (empat) sector PDRB yang memberikan kontribusi signifikan pada nilai PDRB Kotamobagu yaitu:

1.Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib (15,71%) dengan pertumbuhan -1,64%;
2.Sektor Perdagangan besar, dan eceran, reparasi Mobil dan Motor (14,95%) dengan pertumbuhan -1,10%;
3.Sektor Konstruksi (13,54%) dengan pertumbuhan -4,15%;
4.Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (11,91%) dengan pertumbuhan 7,91%
Keempat sektor ini memberikan kontribusi sebesar 56,11% dengan pertumbuhan merata sebasar 1,02%
Dikarenakan signifikasi dari 4 sektor ini, sehingga Kotamobagu tidak mengalami pertumbuhan negativ, walaupun pertumbuhan yang ada hanya sebesar 0,20%

Memasuki pertengahan semester kedua tahun 2021 nilai investasi di Kotamobagu tumbuh positif. Periode Januari sampai dengan Agustus 2021 tercatat sebesar  Rp. 155.341.117.295 . Di bandingkan dengan perode Januari sampai dengan Desember 2020 sebesar Rp. 100.116.917.750. Sedangkan nilai investasi periode tahun 2014 sampai dengan  awal semester 2 tahun 2021 sebesar Rp. 4.300.686.620.099.

Dengan dukungan Kementrian Koperasi dan UKM, sebanyak 1.417 pelaku usaha mikro menerima bantuan pemerintah. Bantuan tersebut diharapkan dapat membantu pelaku usaha dalam pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang melanda secara global.

Tahun 2021 pemerintah juga melakukan upaya optimalisasi dan normalisasi usaha mikro dengan fasilitasi untuk memperoleh bantuan pemerintah pusat, selain itu dilakukan pelatihan kewirausahaan dan sertifikasi hak atas kekayaan intelektual.
Periode 2020 sampai dengan 2021 sebanyak 2.679 usaha mikro telah tersentuh program pemerintah daerah.

Disektor kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kotamobagu yang merupakan rumah sakit rujukan di wilayah Bolaang Mongondow Raya, terus berbenah dengan penyediaan berbagai fasilitas kesehatan.

Pada tahun 2019, ruang instalasi gawat darurat kembali dibangun, gedung rawat jalan, gedung instalasi bedah sentral, gedung laboratorium, gedung bank darah rumah sakit direhabilitasi, membangun TPS serta koridor. Di tahun 2020 pembangunan gedung radiologi kembali dilanjutkan untuk menambah berbagai fasilitas kesehatan yang sudah ada.
Sedangkan untuk 2021  lanjutan rehabilatasi gedung instalasi bedah sentral, lanjutan pembangunan koridor, lanjutan peningkatan kapasitas listrik, rehab central sterile supply departement dan  pembangunan gedung isolasi.
Pencapaian pembangunan sarana dan prasarana kesehatan akan mampu meningkatkan standar layanan kesehatan yang menjadi salah satu indikator membaiknya angka harapan hidup.

Pemerintah Kota Kotamobagu terus berupaya meningkatkan pembangunan dan pelayanan utilitas kota secara terpadu dan merata. Tahun 2019 kondisi jalan baik tercatat sepanjang 193,442 kilo meter. Tahun 2020 195,541 kilometer, sedangkan tahun 2021 kondisi jalan baik sepanjang  172,565 kilometer atau 64,39 persen dari total panjang jalan di Kota Kotamobagu.

Pembangunan aspek spiritual masyarakat juga tak lepas dari perhatian pemerintahan Ibu Ir. Hj. Tatong Bara dan Bapak Nayodo Koerniawan. Pada mei 2021, Masjid Agung Baitul Makmur yang menjadi ikon rumah ibadah dan pemersatu umat muslim kotamobagu serta menjadi salah satu masjid termegah di Sulawesi Utara diresmikan. Pembangunan Masjid Agung Baitul Makmur diharapkan menjadi bagian optimalisasi  kehidupan beragama dengan nilai-nilai agama dan budaya lokal sebagai pedoman dan sumber-sumber kearifan dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Di sisa 2 tahun kepemimpinan ini, Wali Kota Ir. Hj Tatong Bara dan Wakil Wali Kota Bapak Nayodo Koerniawan tetap berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan di daerah tercinta ini terutama untuk mewujudkan Kota Kotamobagu sebagai kota jasa dan perdagangan berbasis kebudayaan lokal menuju masyarakat sejahtera dan berdaya saing.

Advetorial

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *