SULAWESI.NEWS, BOLTIM – Untuk mengantisipasi kelangkaan minyak goreng selama bulan Ramadhan hingga lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah, Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop-UKM) Boltim terus berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat, dalam hal ini ketersediaan minyak goreng (Migor).
Kepala Dinas (Kadis) Disperindagkop-UKM, Muhammad Yahya mengatakan, terkait stok minyak goreng pihaknya masih tetap berupaya ketersediaanya.
“Kalau untuk minyak goreng berkemasan, Harga Eceran Tertinggi (HET) sudah tidak diatur oleh Pemerintah, sebab Permendagri 06 tahun 2022, subsidinya sudah dicabut,” kata Yahya.
“Maka harga minyak goreng berkemasan tersebut, mengikuti harga pasar dengan harga Rp51.000 sekian,” sambungnya.
Yahya menjelaskan, untuk minyak goreng yang harganya diatur oleh Pemerintah yaitu minyak goreng curah, dan saat ini sudah masuk di Sulawesi Utara (Sulut) dengan harga per kilo gram Rp14.000.
“Kami telah melakukan Rakor dengan Kapolda Sulut. Kapolda telah melaporkan sudah ada sekitar 8 ton yang masuk Sulut, tinggal menunggu pabrik penyaringannya yang sementara dibangun dan hampir selesai di Manado kemudian akan disalurkan lewat pemasaran,” pungkasnya. (*)