SULAWESI.NEWS, BOLTIM – Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sam Sachrul Mamonto, S.Sos., M.Si., bersama Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) I, Ir. I Komang Sudana, M.T., meninjau sungai Lonsiow yang menjadi penyebab terjadinya banjir di Desa Motongkad Utara, Kecamatan Motongkad, belum lama ini.
Bupati Boltim Bersama BWSS I langsung meninjau kondisi tanggul sungai yang Jebol.
Sebelumnya, saat bencana banjir melanda Desa Motongkad, Bupati Sachrul langsung memberikan bantuan dan mendirikan pos penjagaan dan pelayanan kesehatan bagi warga terdampak bencana.
Terkait hal itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Boltim, langsung berkoordinasi dengan Balai Sungai Provinsi Sulut, dan mengusulkan untuk pembangunan tanggul atau tembok penahan air (Talud) di Sungai Lonsiow dan Sungai Luan Motongkad.
Menurut Kepala BPBD Boltim Elvis Siagian mengatakan, pasca banjir kemarin, hari ini balai sungai Provinsi Sulut langsung turun melihat kondisi tanggul Sungai di Motongkad di dampingi Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto bersama dinas terkait.
“Setelah balai sungai Sulut melakukan survey dan investigasi, serta melihat kondisi tanggul Sungai, diketahui penyebab banjir adalah jebolnya talud. Sehingga pihak balai sungai pun siap bangun tanggul baru. Karena kondisi tanggul yang ada sudah mengkhawatirkan karena masih di bangun tahun 2008 lalu,” tuturnya.
Sementara itu, Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto, mengatakan selain pembangunan talud, normalisasi sungai perlu dilakukan, karena dimana salah satu titik rawan terjadinya banjir itu karena air sungai meluap. “Selain bangun tanggul. Normalisasi sungai juga harus dilakukan untuk mengantisipasi terjadi banjir, “ kata Bupati.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Boltim Haris Pratama Sumanta, kedatangan Kapala Balai Wilayah Sungai Sulut (BWSS) dalam rangka survey dan investigasi di lokasi banjir di Kecamatan Motongkad.
“Setelah mengecek Sungai Lansiow, ternyata kondisinya sudah parah. Pihak balai sungai memberikan kawat Bronjong kepada Pemkab Boltim. Kawat bronjong kurang lebih 100 meter ini akan dikerjakan dinas terkait dan melibatkan swadaya masyarakat. Nanti kita akan pakai batu dan ditahan dengan kawat bronjong,” terang Sumanta. (*)
Advetorial