SULAWESI.NEWS, KOTAMOBAGU – Terhitung mulai bulan Januari 2022 hingga Februari ini, ada 10 Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Katomobagu. Hal ini diungkapkan Kepala Seksi P2P, Hariyanti Sutarjo SKM, di ruang kerjanya kantor Dinas Kesehatan Kotamobagu, Kamis 10 Februari 2022.
“Dari 10 kasus ini semua sudah mendapatkan penanganan dari rumah sakit, dan puskesmas,” ujar Hariyanti.
Dia menjelaskan, apabila pihak Dinas Kesehatan mendapati pasien yang diduga mengalami demam berdarah maka akan langsung ditangani. “Kami akan melakukan pemeriksaan selanjutnya, setelah itu menunggu hasil dari laboratorium,” ujar dia.
Apabila pasien dinyatakan positif DBD maka dilaporkan ke Dinas Kesehatan, lalu dari dinas kesehatan melaporkan ke Puskesmas di wilayah pasien yang terkena DBD.”Setelah itu ada petugas melakukan surveilans untuk turun penyelidikan epidemiologi, bertujuan untuk melihat apa penyebab dari kasus DBD ini,” terangnya.
Apabila pasien terkena di sekolah maka akan menuju kesekolah dan melakukan pemeriksaan. “Apakah ada jentik demam berdarah di lingkungan situ, dan ditemukan jentik maka akan melakukan penanggulangan, fogging dan melakukan pemberatasan DBD,” ujarnya.
Ia menjelaskan, sebenarnya fogging hanya melemahkan nyamuk dewasa bukan membunuh jentiknya.”Jadi yang paling pertama itu pemerataan pemberantasan sarang (PSN) nyamuk, setelah petugas dari Puskesmas turun dan ditemukan jentik, maka akan kembali laporkan ke RT setempat,” ujarnya.
Dirinya pun berpesan agar warga rajin membersihkan tempat-tempat bisa membuat air tergenang, fas bungga yang menggunakan air, belakang kulkas, bungkusan rokok.
“Pokonya wadah yang bisa menyebabkan pertumbuhan jentik. Insya Allah jentik mati berarti bisa memutuskan rantai penularan DBD, semoga tidak ada lagi kasus DBD dikotamobagu,” pungkasnya. (*/Febri)