SULAWESI.NEWS, KOTAMOBAGU – Kreatifitas seseorang menjadi salah satu modal penting, untuk bisa menghasilam sesuatu yang bernilai ekonomis, yang bisa ikut menopang kebutuhan ekonomi, baik secara pribadi maupun keluarga.
Hal itu yang dilakukan oleh Sahrini Wilar, perempuan berusia 51 tahun yang kesehariannya merupakan Ibu Rumah Tangga, dan bermukim di Kelurahan Kotobangon, Kecamatan Kotamobagu Timur, tepatnya hampir berhadapan dengan Patung Bogani.
Di tangan wanita tersebut, karung goni yang biasa digunakan menjadi salah satu alat penyimpan bahan pangan, didaur ulang dan menjadi produk yang memiliki nilai jual.
“Awalnya saya membuat tas-tas kecil untuk menyimpang telepon seluler sebanyak 10 buah. Saya malu untuk menjualnya, dan ternyata anak kedua saya yang memajng tas kecil tersebut, dan tanpa disangka laku terjual semuanya,” ungkap Sahrini.
Dirinya mengatakan, usaha yang mulai diritisnya sejak tahun 2018, ketika suaminya meninggal dunia tersebut, secara tidak langsung sudah ikut menopang ekonomi keluarga mereka.
“Saya kemudian mencoba membat kreasi lain, dengan memberikan tambahan berupa kain batik dan juga asesoris lain, untuk bisa lebih menarik minat pembeli,” tambahnya.
Bahkan, Sahrini mengatakan pernah suatu ketika ada seorag Warga Negara Asing (WNA), yang berasal dari Turki dan Belanda, memborong tas miliknya tersebut sebanyak 10 buah.
“Saat itu mereka bersama penerjemah, dan kami sempat berbincang tentang cara membuat tas ini. Saking gembiranya, WNA itu memberikan saya uang Rp 1 juta untuk 10 tas yang dibelinya tersebut,” tuturnya.
Untuk harga dari tas buatannya itu, Sahrini mengatakan kalau hal tersebut bergantung pada ukuran tas yang akan diambil, dimana harganya sendiri dimulai dari Rp 50-150 ribu.
“Dalam sehari ada sekira 4-5 tas karung goni yang berhasil terjual. Setidaknya itu bisa membantu keluarga kami,” tutupnya. (***)