SULAWESI.NEWS, KOTAMOBAGU – Menyambut Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Pemerintah Kota Kotamobagu meningkatkan pengawasan terhadap stabilitas harga serta ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat. Fokus pemantauan meliputi Bahan Bakar Minyak (BBM), gas elpiji, hingga komoditas bahan pokok di pasar.
Langkah tersebut dilakukan melalui pemantauan dan inspeksi langsung di lapangan yang dipimpin Asisten II Pemkot Kotamobagu, Adnan Masinae, bersama Kepala Bagian Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kotamobagu, Selasa (23/12/2025).
Dalam kegiatan itu, tim menyambangi sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), pangkalan gas elpiji, serta pasar tradisional di wilayah Kota Kotamobagu. Pemantauan bertujuan memastikan ketersediaan stok sekaligus mengantisipasi potensi kenaikan harga menjelang momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Adnan Masinae menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya preventif pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas ekonomi serta melindungi daya beli masyarakat.
“Tadi kami memantau SPBU Pontodon yang memang belum beroperasi. Informasi dari warga sekitar, BBM sudah dua hari belum masuk. Setelah kami konfirmasi ke pihak Pertamina, ternyata kuota BBM sudah ditambah untuk persiapan Nataru. Khusus SPBU Pontodon, penambahan kuota dilakukan atas permintaan langsung dari Wali Kota agar pelayanan kepada masyarakat bisa kembali normal,” ujar Adnan saat ditemui di ruang kerjanya.
Ia juga menyampaikan adanya informasi terkait pelayanan jam malam di SPBU yang masih perlu diklarifikasi lebih lanjut agar tidak menimbulkan kebingungan di masyarakat.
Terkait antrean panjang kendaraan, khususnya pengguna solar, Adnan menegaskan hal tersebut bukan disebabkan oleh kekurangan kuota dari Pertamina. Menurutnya, persoalan utama terletak pada keterbatasan kapasitas penampungan BBM di beberapa SPBU.
“Kuotanya sebenarnya cukup. Yang menjadi kendala adalah daya tampung SPBU. Kami sudah melakukan rapat bersama pemilik SPBU agar kapasitas penampungan bisa ditambah. Soal modal dan teknis lainnya, tentu pemerintah tidak bisa memaksakan,” jelasnya.
Sementara itu, untuk ketersediaan gas elpiji, Pemkot Kotamobagu memastikan stok dalam kondisi aman. Bahkan, terdapat penambahan kuota elpiji hingga sekitar 60 persen dari kuota sebelumnya. Pemerintah daerah bersama unsur Forkopimda juga telah turun langsung melakukan pemantauan ke sejumlah pangkalan elpiji.
“Seringkali terlihat seolah-olah langka karena masyarakat panik. Setiap menjelang hari besar keagamaan selalu muncul isu kelangkaan, sehingga warga membeli berlebihan. Padahal stok aman dan mencukupi,” tegas Adnan.
Adnan juga menyebutkan bahwa harga kebutuhan pokok seperti beras, cabai, dan bawang di pasar tradisional hingga saat ini masih relatif stabil dan belum menunjukkan kenaikan signifikan.
Ia menegaskan, apabila ditemukan adanya pelanggaran atau indikasi penyelewengan di lapangan, pemerintah daerah tidak akan ragu untuk berkoordinasi dengan instansi terkait guna mengambil langkah tegas sesuai peraturan yang berlaku. (*)












